Jumat, 16 Maret 2012

Peranan agama dan psikologi dalam bimbingan dan konseling


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan agama islam pastilah terdapat berbagai macam problem baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini sangatlah memerlukan perhatian khusus dari guru agama, karena guru agama dianggap sebagai kunci sentral dalam membendung dan memfilter pengaruh negatif dari luar, karena kita mengetahui suatu hal yang paling urgen dampaknya. Dalam hal ini adalah kenakalan remaja.
Oleh karena itulah kelompok kami akan membahas dan mengupas peranan agama dan psikologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling, sesuai dengan referensi yang kami dapatkan dan bermanfaat untuk kami kembangkan, pertamanya kami acuh tak acuh terhadap pokok bahasan ini karena teori- teori yang banyak dikembangkan di buku- buku bimbingan dan konseling adalah teori barat yang sangat minim sekali pada peribahan bimbingan dan konseling dalam sudut pandang islam. tapi rasa acuh tak acuh itu berkembang menjadi sebuah kesadaran untuk memotifasi kami membuat suatu makalah yang sangat urgen ini,karena kami menganggap diri kami sebagai kaum intelektual muslim yang masih tahap belajar sering mendapat suatu pertanyaan-pertayaan” dimnakah peranan agama dan nilai budaya (Moral) dalam pengembangan anak?”.
Dan diri kami tersentuh dan bertanya tiada henti, ketika seorang remaja muslim sudah tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam dirinya dan menghianati apa yang telah ia pelajari mulai awal tentang agama norma tersebut. Oleh karena itu kami merumuskan beberapa masalah diantaranya adalah :
a.      Peranan agama dalam Bimbingan dan Konseling
b.      Peranan Psikologi dalam Bimbingan dan Konseling
c.      Test Psikologi merupakan bagian dalam Bimbingan dan Konseling
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Peranan Agama Dalam Bimbingan Dan Konseling.
Agama dalam kehidupan individu merupakan kebutuhan fitri dari semua manusia.Allah telah menciptakan manusia dan telah meniupakan ruh-Nya sehingga iman kepada Allah merupakan sumber ketentraman,keamanan dan kebahagiaan manusia,sebaliknya dalam paradigma ini,maka ketidaan iman kepada Allah menjadi sumber kegalauan,kegelisaan dan kesengsaraan bagi manusia.Seperti yang dikatakan Hasan Al Banna seorang pembaharu dakwah dan pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin di mesir adalah merupakan alat yang pas untuk terapi psikologi, karena agama dapat membantu menajamkan hati nurani menghidupkan perasaan dan mengingat hati,agama juga berfungsi sebagai polisi yang mengawasi serta menjaga yang tak pernah tidur.

Agama secara konsisten selalu mendorong jiwa kepada kebaikan,dan secara konsisten pula menolak kekejian.Wiliam James dalam Ahmad Mubarok, mengatakan bahwa kepercayaan kepada tuhan sangat besar pengaruhnya dalam mengobati kegelisahan,karena iman dapat membuat hidup menjadi lebih bermakna, dan membantu bagaimana cara menikmati kehidupan ini secara benar.[1]

Sikap merendahkan dan mengabaikan agama ini semakin subur, karena tiga sebab utama. Pertama, Bekurangnya para pendakwa. Pendakwa yang masih adapun kurang vocal dan banyak diantaranya yang penampilan serta tingkah lakunya kurang terpuji. kedua berkembangya keyakinan bahwa dengan ilmu pengetahuan dan pikiran kehidupan manusia dapat dikontrol, ketiga berkembangnya sikap yang terlalu mengagungkan hak-hak pribadi. Sesuatu yang diberi label “Imilik pribadi” sama sekali tidak boleh diganggu gugat. Dalam hal ini ajaran agama dianggap mencampuri urusan pribadi individu.[2]

Dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling unsure-unsur agama tidak boleh diabaikan dan justru harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mencapai kesuksesan dan juga upaya konselor dalam membahagiakan klien. Dengan demikian, peranan agama dalam bimbingan dan konseling adalah, Sbb :

1.      Agama berperan sebagai pemenang jiwa ketika individu dihadapkan pada suatu masalah maka akan terjadi konflik pada hatinya.
2.      Agama berperan sebagai motivator untuk memiliki sikap dan tingkah laku sesuai dengan tuntutan agama.

Jadi dalam bimbingan dan konseling agama berperan sebagai layanan kapada individu agar dapat memiliki sifat dan tingkah laku sesuai dengan ajaran. Jadi dalam bimbingan dan konseling, agama berperan sebagai layanan kepada individu agar dapat memiliki sifat dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran atau nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran agama.

B.     Peranan Psikologi Dalam Bimbingan Dan Konseling.
Sebagaimana telah dipahami bahwa psikologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia, kajian psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling hendaknya aspek psikologi perlu diikuti sertakan, karena peranan psikologi dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan.[3] Pada hakekatnya individu diciptakan dari dua unsure yaitu jasmani dan rohani, keseimbangan kehidupan kedua unsur ini dapat menjadikan individu dewasa yang sehat dan sejahtera lahir dan batin.

Dengan demikian gambaran hidup manusia ideal yang akan dicapai dalam pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,berdasarkan uraian di atas maka dapat diiterprestasikan bahwa peranan aspek psikologi dalam bimbingan dan konseling yang bertujuan membantu klien dalam memecahkan masalah yaitu:
1.      Peran psikologi sebagai metode dalam mengidentifikasi masalah yang sudah dihadapi klien.
2.      Peran psikologi sebagai diagnosis masalah agar dapat  di cari solusi masalah yang tepat yang sesuai dengan karakter masalah.
3.      Peran psikologi sebagai motivator kepada klien untuk tumbuh dan berkembang.
4.      Peran psikologi sebagai pengevaluasi atas solusi masalah yang di hadapi klien.

Untuk keperluan dalam proses bimbingan dan konseling hendaknya konselor menguasai kajian dalam bidang psikologis yaitu tentang:
1.      Motiv dan motivasi adalah dorongan yang mengerakan seseorang bertingkah laku.
2.      Pembawaan dan lingkungan yaitu setiap individu dilahirkan ke dunai dengan membawa kondisi mental fisik tertentu, apa yang di bawa sejak lahir itu lah yang di sebut dengan penbawaan,masing-masing individu mempunyai penbawaan dan lingkungan yang tidak sama,
3.      perkembagan individu tidak terjadi sekali saja akan tetapi bertahap dan berkesinambungan,menurut Havighurts devinisi tugas perkembagan tersusun menurut suatu pola tertentu dan secara keseluruhan saling terkait.dalam melasanakan tugas pelayanan koselor menghadapi individu yang sedang berkembang.
4.      Belajar, Balikan Dan penguatan.belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dan psikologi,peristiwa belajar dari bentuk-bentuk belajar yang di tandai oleh perubahan tingkah laku yang amat sederhana sebagai hasil latihan singkat sampai dengan proses mental tingat tinggi.
5.      Kepribadian cirri sseorang adalah kepribadianya dalam khasanah psikologi rumusan yang satu tentang kepribadian masih sulit di capai.

C. Test Psikologi merupakan bagian dalam Bimbingan dan Konseling
Testing merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi-informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang.[4] Test psikologis dipergunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat potensi seperti Intelegensi, Bakat, Minat, kepribadian siakp dan sebagainya. Test psikologis tidak dapat diselenggarakan oleh sembarangan orang tetapi harus oleh orang yang berwewenang. Test psikologis merupakan test yang sudah distandarisasikan , artinya sudah diterpkan tingkat kebaikannya.

Sekolah dapat menyelenggarakan test psikologi ini dengan meminta bantuan kepada lembaga-lembaga pendidikan yang telah memiliki test tersebut, seperti fakultas psikologi/jurusan psikologi dan sebagainya. Test dapat diselenggarakan secara berencana, misalnya awal tahun atau akhir tahun atau dapat juga diselenggarakan sewaktu-waktu menurut kebutuhan.


















BAB III
KESIMPULAN

Dari beberapa pengertian diatas tersebut kami telah menyimpulkan bahwa pekerjaan yang sifatnya menyuburkan keimanan kepada Allah juga merupakan bagian dari Bimbingan dan konseling. Yang mana telah dijelaskan oleh William James dalam ahmad Mubarok yang mengatakan bahwa kepercayaan kepada tuhan sangat besar pengaruhnya dalam mengobati kegelisahan, karena iman dapat membuat hidup menjadi lebih bermakna, dan dapat membantu bagaimana cara menikmati hidup yang lebih benar dan bermakna.





















DAFTAR PUSTAKA

                   Suryana, Ermis. 2010. Bimbingan dan Koseling di sekolah. Palembang: Grafika Telindo Press.
                   Mubarok, Achmad. 2000. al Irsyad an Nafsy Konseling agama Teori dan Kasus. Jakarta: Bina Rena Pariwara.
                   Clark, W. H. dkk. 1973. Religion Experience: It’s Nature and Function In The HumanPsych. Illionis: Charles C. Thomas Publisher
                   Priyatno dan Erman Anti. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konselin. Jakarta: Rineka Cipta.
                   Cronbach, L. 1970. Essentials in Psicjological Testing. New York: Harper dan Row.


[1] Achmad Mubarok, al Irsyad an Nafsy Konseling agama Teori dan Kasus, (Jakarta: Bina Rena Pariwara, 2000), hlm.. 75.
[2] W. H. Clark, dkk, Religion Experience: It’s Nature and Function In The HumanPsyche, (Illionis: Charles C. Thomas Publisher, 1973), hlm. 151-152.
[3] Priyatno, dan Erman Anti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 155.
[4] L. Cronbach, Essentials in Psicjological Testing,( New York: Harper dan Row, 1970), hlm. 318.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar